Mencoba memahami hati manusia itu, sesulit membedah pikirannya. Seperti menjadi seorang musafir, mengembara di negeri antah-berantah. Tidak mengenal seorang pun disana, tidak mengerti bahasanya, tidak fasih dalam mencerna arti geriknya. Hanya bermodal kesungguhan, walau pasti akan kelelahan. Hanya berbekal intuisi, walau tidak ada yang pasti.
Mencoba memahami hati manusia itu, seperti menyusuri simpang dan lintas, tiada batas, tanpa pintas. Tidak pernah ada rute alternatif dengan jarak lebih singkat. Tapi tidak pernah ada buntu, asal tidak ragu. Tidak pernah ada rintang, asal hasrat tidak gersang.
Mencoba memahami hati manusia itu,
mengesampingkan konsepsi individu,
membaur dalam kehidupan dunia baru,
membuka diri terhadap perihal haru biru.
Mencoba memahami hati manusia itu,
secara bersamaan membuka pintu,
yang dari dalam dipalangi gundukan batu,
yang dari dalam dilapisi baja kukuh terpaku.
Mencoba memahami hati manusia itu,
jangan diberi, tapi dibagi,
jangan dipungkiri, tapi diakui,
jangan dipaksa, tapi diterima,
jangan semaunya, tapi seiringnya.
No comments:
Post a Comment