Dec 24, 2016

Kepulauan Seribu [Bukan Cerita Benar (End)]

Setengah sepuluh pagi di dermaga
di dalam kapal berawak dua puluh lima
saya dan kamu di samping jendela
memandang jauh ke bak air raksasa

Saat itu aku tahu
saya melihat kamu sebagai laut biru
dan kamu melihat saya sebagai pulau itu
lucu, fakta itu tak buat saya terganggu

Laut biru, saat kapal ini melaju
kemanapun singgah membawa awak baru
dia tetap satu yang biru
selalu satu yang selabu

Tapi pulau itu, semakin jauh semakin hilang
lenyap dari pandang dan terhalang
seribu pulau lain yang terbentang
seribu pulau lain yang melintang

Tapi tenang saja, sayang
kapan saja kamu ingin bertualang
kapan saja kamu rasa jemu dan bimbang
saya masih sedia jadi tempat pulang

Karena kamu satu dari satu laut biru,
dan saya hanya satu dari seribu pulau.

Dec 16, 2016

Ingin lari, lalu sembunyi.
Ingin sendiri, lalu menyepi.
Ingin mencampakkan semuanya pada semesta;
segala kebohongan, kepalsuan, kemunafikkan.

Andai berhenti semudah berhati.
Andai meredam semudah mendendam.

Raut wajah mereka terlihat asing,
dengan suara yang terlalu bising.
Sorot mata mereka terasa canggung,
dengan tingkah yang terlalu linglung.

Seperti amnesia,
cedera oleh kata-kata,
seperti lupa diri ini siapa,
disini untuk apa, untuk siapa pula.

Sangat hampa belaka,
tapi di sela semua,
tetap bertanya-tanya,
kamu baik-baik saja?