Apr 21, 2015

Bunda

Lara reda kala ia merinai
Seka debu, sapu abu
Kalbu bertutur, rona menerang
Ia bukan kerap kali, ia selalu.

Arloji di tangan
Detik di benak
Lensa di mata
Pandang di nurani.

Saya masih menabung bintang
Tuk hiasi reminisensinya
Saya masih memburu vibranium
Tuk tamengi memorinya.

Agar tetap bukan kerap kali, melainkan selalu.
Agar tetap bukan abadi, melainkan selamanya.

Apr 9, 2015

Bukan Cerita Benar (3)

Berurat dalam jantung hati
berakar dalam naluri
persuaan memunggung
deraian rasa tak terbendung.

Hendak berbalik, namun
penyahut tiada balas
penahan jatuhi tumpuan
pemuja tampik syair pujangga.

Berselimut awan,
sinar mentari tetap menghangatkan.
berpayung gelap nian,
bintang kemintang tetap menenteramkan.

Untuk pengunjung penghujung malam saya,
sampai bersemuka di dua empat tujuh sewaktu-waktu.

Apr 4, 2015

Bukan Cerita Benar (2)

Dua manusia
Bisa jadi saling menjauhi
Di sela ribuan rayu dan jutaan puji

Dua manusia
Bisa jadi saling melupakan
Di tengah jemari rapat terkunci dan tubuh berpelukan

Saya dan kamu
Dapat terus saling mencintai
Bahkan setelah caci dan maki

Saya dan kamu
Dapat terus saling menginginkan
Walau luka dan dendam tak tersembuhkan